Other
Now Reading
EYEBALL MASSAGE, FINGERS EXERCISE – PEMBENTUKAN SENI DI WILAYAH INTERNET
Next
Prev
105 0

EYEBALL MASSAGE, FINGERS EXERCISE – PEMBENTUKAN SENI DI WILAYAH INTERNET

by The Daily SeniNovember 20, 2015

APABILA dikaitkan dengan hal-hal kehidupan, salah satu tugas para seniman, budayawan, dan juga para ahli akademik adalah untuk menanggapi ritma ataupun kesinambungan manifestasi pergelutan jiwa manusia. Secara spesifik, di zaman pasca moden ini ruang media sosial merupakan ruang awam yang baru.

Tidak dibatasi dan tidak dikawal. Secara tidak langsung ini juga memberi peluang kepada anak-anak muda yang mulai berjinak dengan dunia digital untuk mulai menyalin semula inti kehidupan dan naratif yang ada ke dalamnya. Langsung melalui dunia digital, seni sebagai tanggapan terhadap apa yang kita lalui sewaktu kita hidup berjaya membentuk satu bentuk yang baru.

Bentuk yang ditentukan oleh jargon-jargon pengguna sosial, dengan pendekatan visualnya yang tersendiri: keunikan gerak tubuh, gerak mata, gerak jari, dan ketagihan akan informasi digital itu menjadi lumrah bagi anak-anak muda.

Mungkin ada benarnya, kebanyakan orang mulai mengkritik keadaan berkaitan ketersangkutan kita kepada smart phone dan sebagainya, dan juga bagaimana kebergantungan kita kepada teknologi juga secara simboliknya menjadikan objek itu bersifat parasit. Tetapi tidak dapat dinafikan bahawa ruang baru yang mulai wujud di dalamnya juga memberi suatu penanda yang signifikan. Penanda itu sendiri, sama seperti bentuk-bentuk seni yang dihasilkan pada abad-abad sebelumnya, mempunyai naratif dan mendukung inti sebenar kehidupan di zaman ini.

Pada 21hb November 2015, Fergana Art yang terletak di Georgetown Penang kali ini mengadakan pameran seni yang diberi tajuk EYEBALL MASSAGE, FINGERS EXERCISE merupakan salah satu percubaan penggiat seni tempatan untuk menanggapi fenomena yang telah diterangkan di atas.

Sharon Chin – Vivian Lee, Social Portrait

Pameran ini disertai oleh pelbagai individu dari latar belakang yang berlainan dan tidak hanya dibatasi kepada penggiat seni semata-mata. Pameran ini memuatkan pelbagai jenis medium, seperti mana yang sering kita lihat pada waktu-waktu ini di mana setiap karya baru yang terhasil tidak lagi berada di atas kanvas tetapi telah beralih kepada medium yang lebih segar, membawa maksud yang baru dan pendekatan yang lebih senang difahami oleh generasi waktu kini.

Kenneth Chan – LOVE IS IN TER NET PART I – Missed Connections, FRUever missing you

Pameran ini memilih dunia pasca-internet sebagai permulaan, untuk membentuk suatu pemahaman mengenai sistem visualnya yang tersendiri dan bagaimana media sosial pada waktu ini dilihat sebagai landasan alternatif bagi menyatakan ekspresi yang mempunyai nilai-nilai estetikanya yang tersendiri. Internet sebagai ruang baru bagi penjelajahan estetik ataupun bagaimana pengalaman bersosial di ruang digital mempengaruhi cara setiap seniman menghasilkan karya-karya mereka.

Belveen Singh – The Emo Protestor

Antara individu-individu yang bakal terlibat adalah: Belveen Singh, Engku Iman, Daniel Chong, Gan Chin Lee, Haffendi Anuar, Kenneth Chan, Kuning Pening, Leo Ari, Leon Leong Wai Pung dan juga Sharon Chin. Berikut juga merupakan kenyataan kurator, Hoo Fan Chon  pameran ini:

As the soft glow of smart devices bathes our faces, our eyes gleam with a blue tinge whilst our fingers swipe mechanically to the next visual stimulus, we live a life of excessive perceptual excitement. The exhibition title Eyeball Massage, Fingers exercise suggests a tropical sensibility; the prohibition of revealing one’s flesh is substituted by the willingness to receive massage by strangers. In this relationship, we become passive as the masseur takes charge of our body, just as we sometimes choose to succumb to the algorithms in social media in deciding which information to consume.

Whilst Post-Internet art has steadily crawled onto the international art circuit, landmark exhibitions have been produced, and critical texts have been circulated amongst the art community, have we missed the opportunity to jump onto the bandwagon or did we just let it slip under our radar and choose to pretend it never happened? Is Post-internet art a misconception, or a super-inflated discourse based on flimsy grounds with little relevance to local socio-political happenings? Are we to adhere to the West’s cultural axis in understanding the post-internet state of mind? If the post-internet reality is a multifaceted one, which each community and individual experiences differently, perhaps this exhibition is an attempt to understand and to make sense of this through the lens of the artists.

Pameran ini bakal dilancarkan pada 21hb November 2015, pada jam 2.00 petang sehingga 6.00 petang. EYEBALL MASSAGE, FINGERS EXERCISE bakal berlangsung sehingga 20hb Disember 2015.

Segala info boleh didapati melalui laman web mereka dan juga melalui akaun .

About The Author
Profile photo of The Daily Seni
The Daily Seni
The Daily Seni delivers news on local arts and culture, aiming to provide insight into Malaysia's ever-growing creative community as well as provoke thought and discussion.
Comments

    Leave a Response